Sunday 16 August 2020

Wisata Kuliner Malang Yang Tidak Terlalu Malang

Travelblogid Menu Melepas Dahaga Es Teler Dempo No 7 | Travel Blog ...

 Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Wisata Malang Bikin Kamu Maki Nagih


Bicara tentang makanan Indonesia memang tidak akan ada habisnya. Setiap daerah menawarkan kuliner yang luar biasa, beberapa bahkan dilestarikan turun temurun. Sebagai contoh, kuliner Malang legendaris yang meliputi makanan, hidangan penutup, dan jajanan yang akan menambah semarak aktivitas wisatamu.


Sesekali, lupakan coffee shop yang mentereng dan gemerlap. Selami budaya lokal melalui santapan asli Indonesia, sambil mengenang masa lalu. Seperti jajaran kuliner Malang legendaris , kelezatannya sudah terkenal dan abadi hingga berpuluh tahun.


1. Es Teler Dempo No.7

Waktu pertama kali Pak Supandri berjualan es teler, harganya cuma 350 rupiah, lho! Ya, hal ini menunjukkan berapa lama usaha Es Teler Dempo No.7 sudah berjalan. Berdiri sejak tahun 1978, warung yang sekarang dijalankan oleh generasi kedua ini tetap konsisten menyediakan es teler, es mocca, es campur, es buah, es durian, dan kacang ijo.Kuliner Malang legendaris yang bisa menjual hingga 1,000 mangkuk pada akhir pekan ini masih berlokasi di Jalan Gede. Disebut Es Teler Dempo karena tempatnya tepat di belakang SMA Katolik Santo Albertus atau SMA Dempo Kota Malang. Meskipun ada beberapa penjual menjajakan es teler, jangan salah pilih ya. Yang asli dan otentik adalah Es Teler Dempo No.7.


2. Ronde Titoni

Suhu Kota Malang yang semakin sejuk pada malam hari, pasti membuatmu ingin mencari kudapan hangat. Ronde, yang berisi bola-bola tepung beras dan disajikan dengan kuah jahe, cocok banget untuk pencuci mulut selepas makan malam. Sementara itu, angsle yang terdiri dari potongan roti, petulo, dan kacang hijau lalu disiram kuah santan, juga merupakan hidangan yang menyegarkan. Tak terasa, satu mangkuk tandas sembari ngobrol ngalor ngidul bersama teman-teman.Tak sembarangan ronde dan angsle yang Tripzilla sarankan. Ronde Titoni ini sudah berjualan sejak tahun 1948! Dengan rasa yang konsisten, tak heran jika jajanan ini tetap ramai dari tahun ke tahun. Selain ronde dan angsle yang biasa kamu tahu, di sini kamu harus mencoba ronde kering, yaitu bola-bola tepung beras yang dilumuri bumbu kacang. Kamu juga bisa mencicipi kacang kuah, serta mencamil roti goreng dan cakwe yang khas.


4. Pecel Sukun

Kalau kamu berkendara dari Malang ke arah selatan atau Blitar, kamu akan melewati Tempat Pemakaman Umum (TPU) Katolik Sukun yang bernuansa magis. Tepat di seberang TPU, ada Rumah Makan Pecel Sukun yang sudah berdiri sejak tahun 1982. Dahulu kuliner Malang legendaris ini hanya warung kaki lima, kemudian berkembang hingga menjadi rumah makan yang nyaman untuk sarapan atau makan siang.Selain pecel dan rawonnya yang legendaris, kamu bisa mencoba ‘teknologi touch screen’ alias memilih sendiri lauk dan sayur yang kamu mau dengan cara menunjuk makanan tersebut di etalase. Ingin cara praktis? Gampang, pesan saja nasi rames – atau nasi campur khas Jawa Timur.


5. Rujak Cingur Celaket (Mbak Niniek)

Untuk kamu penggemar kuliner semi-ekstrem, kamu harus mencoba rujak cingur ketika berada di Jawa Timur. Cingur, atau moncong sapi, merupakan bahan utama dari rujak dengan bumbu petis ini. Jangan khawatir amis karena rujak cingur dicampur dengan sayur-sayuran seperti timun, krai, bendoyo, kecambah, kangkung, dan kacang panjang. Sebagian penjual juga menyajikan rujak cingur dengan bengkoang, mangga muda, nanas, dan kedondong. Segar dan mengenyangkan!Saat ini kamu bisa menemukan Rujak Cingur Celaket ‘Mbak Niniek’ di daerah Lowokwaru, sebuah warung kecil yang bersih bersebelahan dengan rumah tinggal Mbak Niniek. Konon, generasi pendahulu warung ini berjualan di daerah Celaket mulai sekitar tahun 1951. Makanya, rujak ini terkenal dengan nama Rujak Cingur Celaket.


6. Kupang Kraton Hj. Qomariyah

Ingin mencoba kuliner Malang legendaris yang berkuah? Wajib kunjung ke Kupang Kraton Hj. Qomariyah yang terletak di dekat Rumah Sakit Saiful Anwar. Kupang adalah seafood sejenis kerang atau tiram berukuran kecil yang rasanya gurih. Minuman pendamping paling pas adalah es kelapa muda, karena sekaligus menetralisir alergi untuk orang yang sensitif dengan seafood.Kupang Kraton merupakan salah satu warung kupang paling pertama di Malang dan masih eksis hingga sekarang. Meskipun sudah berpindah lokasi beberapa kali, warung yang sudah ada sejak tahun 1964 ini tetap dipadati pelanggan yang ingin menyantap hidangan sambil bernostalgia. Selain kupang, jangan lupa mencicipi sate kerang yang sedikit pedas. Satu tusuk tidak akan cukup!


7. Rawon Brintik

Mencari rawon paling enak di Malang gampang-gampang susah karena semuanya memiliki ciri khas masing-masing. Tapi kalau yang paling legendaris, tak perlu bingung. Rawon Brintik yang resepnya sudah ada sejak tahun 1942 ini selalu membuat pengunjungnya datang lagi dan lagi. Yang menjalankan warung Rawon Brintik sekarang adalah generasi keempat dari pemiliknya yang terdahulu, namun konon resep dan cara memasaknya masih persis sama. Bahan dan bumbunya pun selalu dibeli dari pemasok yang sama. Wajar jika kenikmatan Rawon Brintik tetap bertahan dan lestari.Keunikan dari Rawon Brintik terletak pada daging yang dijadikan rawon, yaitu daging has (daging bagian dalam), tulang muda, dan daging lulur (sandung lamur). Bumbu yang selalu ada di masakan rawon yaitu keluak, digunakan seperlunya sehingga rawonnya tetap sedap namun tidak terlalu pekat.


8. Ayam Panggang Pak No

Dari luar, rumah makan Ayam Panggang Pak No memang tampak sangat sederhana. Maklum, bangunannya dipertahankan sejak pertama kali berdiri tahun 1960, hanya dipugar sesekali agar pengunjung lebih nyaman. Kelezatan ayam bumbu rujak yang dipanggang dengan tungku arang ini juga tetap konsisten dari tahun ke tahun. Yakin deh, orang tuamu akan menikmati sajian ayam panggang, ceker, atau sate ampela di sini.Jika ingin makan siang atau makan malam di sini, kamu harus siap mengantre. Berhubung warung yang berdekatan dengan SPBU Sawahan ini tidak terlalu luas, banyak juga orang yang memesan untuk dibawa pulang. Tapi penantianmu sebanding, kok. Apalagi ketika kamu mencocol ayam panggang ke sambal khas yang bertabur bawang goreng, wah lelahnya menunggu terbayar sudah.


9. Toko Kue Madjoe

Kamu yang generasi milenial mungkin belum pernah mendengar nama toko kue satu ini. Nah, kalau sedang mudik atau berlibur di Malang, cobalah mampir untuk mengenal kue-kue ‘jadul’ dengan resep peninggalan dari Belanda. Tidak tanggung-tanggung, Toko Madjoe telah ada sejak tahun 1930-an, lho!Pada masa lampau, Toko Madjoe terkenal dengan kue ‘specuulas’ yang kerap dipesan oleh orang-orang Belanda yang tinggal di Malang. Orang-orang Belanda ini gemar melakukan tea time dengan sajian kue-kue kering seperti jan hagel, pindakoeken, kaasstengels, boterkoek, banket, ransis, almond cookies, dan butter cookies. Seiring waktu, toko ini juga didatangi oleh orang Indonesia dan diceritakan dari mulut ke mulut.


10. Soto Ayam Lamongan Oro-oro Dowo

Bicara tentang soto ayam, utamanya khas Lamongan, tentu sangat mudah ditemui di berbagai sudut kota Malang. Namun yang kelezatannya sudah teruji dari generasi ke generasi, bisa dihitung jari. Salah satunya Soto Ayam Lamongan Oro-oro Dowo yang sudah berjualan sejak tahun 1970-an. Meskipun di sepanjang Jalan Oro-oro Dowo terdapat beberapa warung soto ayam, yang paling ramai terutama pada waktu sarapan dan makan siang, ya warung yang berlokasi di Jl. Brigjend Slamet Riadi No.147C.Kuliner Malang legendaris ini terkenal dengan kaldu ayamnya yang bening dan gurih. Saking gurihnya soto ayam Lamongan Oro-oro Dowo, kamu tidak perlu menaburkan koya lagi. Pengunjung juga gemar meminta tambahan ceker yang bumbunya sangat meresap. Benar-benar legendaris!


11. Toko Oen

Toko Oen tidak hanya melegenda di kalangan wisatawan Indonesia atau orang lokal saja. Jika kamu berkunjung ke sini, melihat turis mancanegara terutama yang sudah sepuh adalah hal yang biasa. Para wisman yang kebanyakan berasal dari Belanda ini kerap bernostalgia sambil menikmati berbagai menu yang telah ada sejak tahun 1930-an. Perabot dan interior restoran juga dipertahankan seperti sedia kala sejak terakhir kali dipugar tahun 1989.Yang pastinya harus kamu coba di Toko Oen adalah es krim. Dengan resep rahasia dan bahan-bahan alami, memang teksturnya tidak selembut atau tahan lama seperti es krim di pasaran. Tetapi rasanya? Tidak perlu diragukan lagi! Kalau ingin makanan berat, tersedia steak, sup khas Belanda, dan masakan oriental yang otentik banget.


12. Bakso Solo Kidul Pasar

Memang judulnya ‘Bakso Solo’ tetapi kuliner ini sudah ada di Malang sejak tahun 1965. Kalau kamu berencana makan siang atau ngemil sore, kamu harus bersabar karena kedai bakso ini selalu penuh sesak oleh pembeli. Untungnya, Bakso Solo Kidul Pasar punya tiga cabang sehingga kamu bisa memilih yang paling dekat dengan tempat kamu menginap.Satu porsi berisi bakso halus, bakso kasar, dan bakso goreng yang jumlahnya bisa disesuaikan dengan keinginanmu. Kamu juga bisa meminta tambah siomay, gorengan, atau tahu. Sssttt, gorengannya kriuk banget dan pasti satu buah terasa kurang!


13. Sate Gebug

Wisata kuliner Malang legendaris belum lengkap kalau belum menyantap sate. Kamu harus mencicipi Sate Gebug yang sudah berjualan sejak tahun 1920-an. Sate berbahan dasar daging sapi ini dibuat dengan cara digebuk, atau dipukul berkali-kali lalu direndam dalam bumbu rempah selama dua hari sebelum dijadikan sate.Kamu bisa memilih untuk makan Sate Gebug bersama dengan nasi rawon atau nasi sop. Makan siang ekstra kenyang untuk amunisi menjelajah destinasi wisata kota Malang dan sekitarnya, mengapa tidak?


14. Tahu Lontong “Lonceng”

Tahu lontong atau tahu telur yang juga biasa disebut ‘tahu tek’ merupakan satu dari sekian kuliner favorit masyarakat Jawa Timur. Perpaduan tahu yang dimasak dengan telur, plus kecambah, lontong, dan kerupuk yang disiram bumbu kacang-petis pas banget untuk kamu pilih sebagai menu makan siang atau makan malam. Lalu dimana menemukan tahu lontong legendaris di Malang? Jawabannya, Tahu Lontong “Lonceng”.Kuliner Malang legendaris ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1930-an. Disebut Tahu Lontong “Lonceng” karena ketika pindah ke tempat permanen pada tahun 1990-an, warungnya berada tepat di depan lonceng dekat Pasar Besar Malang. Konon, cita rasanya tetap sama seperti dahulu kala. Maka dari itu, kebanyakan pengunjung muda mengetahui warung ini dari orang tua atau bahkan kakek-nenek mereka.


15. Nasi Goreng Pak Dji

Kalau kamu mencari santapan malam porsi jumbo untuk dinikmati ramai-ramai, Pak Dji punya solusinya. Satu porsi nasi goreng yang menjadi menu andalan bisa untuk tiga hingga empat orang, atau bahkan lebih kalau kamu memesan makanan yang lain juga.Keunikan dari warung ini adalah, Pak Dji sudah berjualan selama lebih dari 30 tahun sehingga proses penyajiannya cepat. Walaupun banyak pembeli yang antri, pesananmu akan siap dalam waktu 15 menit. Tapi kira-kira butuh waktu berapa lama untuk menghabiskan menu yang kamu pesan, ya?